
Dalam berbagai anime atau media lain yang membawa ‘idol’ sebagai fokus ceritanya, keberadaan idola legendaris bersama dengan pengaruh mereka kepada cerita secara keseluruhan bukan sesuatu yang baru. Hubungan Aqours dengan μ’s sebagai pendahulu mereka di seri Love Live! mungkin termasuk salah satu contoh terkenal dari trope ini. Contoh lain dari trope ‘idola legendaris’ ini adalah grup Seventh Sisters dari Tokyo 7th Sisters, dimana di dalam cerita, bubarnya grup ini secara tiba-tiba mengubah industri hiburan selamanya. Menurutku, tujuan trope ini jelas: untuk menetapkan tujuan para protagonis dari cerita, dan juga sebagai penggerak utama cerita ke depannya.
IDOLY PRIDE menerapkan trope ‘idola legendaris’ ini melalui Nagase Mana. Di episode pertama, kita dikenalkan dengan sang protagonis, Makino Kouhei, dan teman sekelasnya, Nagase Mana, yang ingin menjadi seorang idol. Mana meminta Kouhei untuk bekerja di kantor Hoshimi Productions, dan menjadi manager untuk Mana. Kouhei setuju dengan permintaannya, dan dalam keseluruhan episode satu, kita melihat popularitas Mana sebagai idol berkembang secara pesat, dan ia juga meraih rekor kemenangan berturut-turut dalam kompetisi NEXT VENUS Grand Prix.

Namun, pada hari pertandingan final Mana melawan grup LizNoir di kompetisi NEXT VENUS Grand Prix, Mana secara tidak terduga meninggal karena kecelakaan lalu lintas saat sedang menuju venue kompetisi.
Cerita IDOLY PRIDE yang sesungguhnya mulai dari sini. Tiga tahun setelah meninggalnya Mana, Nagase Kotono, sang adik, mengikuti audisi untuk menjadi idol di Hoshimi Productions. Secara bersamaan, Kawasaki Sakura, seorang gadis yang anehnya memiliki suara yang sangat mirip dengan Mana, juga mengikuti audisi yang sama.
Belum lagi, saat ini Mana masih bergentayangan di sekitar Kouhei sebagai hantu sejak ia meninggal.

Walaupun trope karakter seperti Mana sudah ada sebelumnya, rasanya jarang melihat anime idol yang menjadikan rasa duka akan kematian seseorang beserta peninggalan-peninggalannya sebagai penggerak utama dari tiap karakter. Kotono ingin menjadi idol demi tampil di pertunjukkan babak akhir NEXT VENUS Grand Prix, dimana hal tersebut adalah mimpi yang tidak bisa diwujudkan oleh kakaknya. Sakura, dengan suaranya yang mirip dengan Mana, berusaha berdamai dengan fakta bahwa orang-orang di sekitarnya berharap bahwa dia akan menjadi penerus Mana. Kanzaki Rio dari grup LizNoir masih merasakan ‘keganjalan’ setelah dibatalkannya pertunjukan babak akhir dari NEXT VENUS Grand Prix tiga tahun lalu karena ajal Mana yang datang tiba-tiba. Salah satu grup baru yang sedang naik daun, TRINITYAiLE, bertujuan untuk mengalahkan rekor kemenangan berturut-turut yang dimiliki Mana.
Semua aspek dari konflik cerita utama di IDOLY PRIDE berpusat pada Mana dan peninggalannya di industri hiburan sekarang, tetapi ditulis sedimikian rupa sehingga karakter-karakter utama anime ini tidak selalu dibayangi oleh keberadaan Mana. Justru, anime ini memberikan waktu yang cukup banyak untuk mengenali karakter-karakternya (terutama Kotono dan Sakura) dan terbentuknya ‘generasi baru’ dari Hoshimi Productions, Sunny Peace dan Tsuki no Tempest, juga terasa lebih natural karena itu.

Karena itu juga, Kotono memiliki waktu yang cukup banyak untuk memproses rasa dukanya mengenai kematian sang kakak, dan memberi waktu juga bagi Sakura untuk menemukan jalannya sendiri sembari menghargai peninggalan yang Mana berikan lewat suaranya. Story arc dari kedua karakter ini dan hubungannya dengan Mana menurutku adalah aspek terbaik dari IDOLY PRIDE; Suatu cerita yang berkisah tentang bagaimana cara melangkah melalui rasa duka, dan juga kisah tentang meninggalkan jejakmu di dunia tanpa harus tinggal di bayang seseorang selamanya.
Peran Kouhei dalam cerita juga tidak bisa dianggap remeh; sebagai orang yang terdekat dengan Mana sebelum kematiannya, dan juga manager yang membimbing para penerus Mana di Hoshimi Productions, Kouhei mungkin salah satu karakter manager yang paling menonjol di antara anime-anime idol lainnya. Melihat perkembangannya dari pekerja sambilan saat masih SMA hingga menjadi manager yang bisa diandalkan cukup memuaskan, dan yang lebih penting lagi, chemistry hubungannya dengan Mana sangat manis dan menyedihkan untuk diikuti. Kehadiran hantu Mana dalam hidup Kouhei menurutku menunda rasa dukanya akan kematian Mana jauh lebih lama dari siapapun, dan momen dimana Mana akhirnya menghilang jauh lebih emosional karena rasa duka yang tertahan itu.

Sayangnya, selain orang-orang yang terhubung secara langsung dengan Mana seperti Kotono, Sakura, Kouhei, dan Mei (yang entah mengapa bisa melihat hantu dan berkomunikasi dengan Mana), karakter-karakter lain di IDOLY PRIDE rasanya kurang dieksplor. Karena IDOLY PRIDE juga hadir dalam bentuk aplikasi permainan mobile, sudah hampir pasti bahwa cerita-cerita mereka akan digali lebih jauh disana, yang menurutku adalah kelemahan utama dari projek media-mix: Para audiens harus mengikuti semua bentuk media dari projek tersebut agar dapat menikmati ceritanya secara keseluruhan.
Satu lagi hal yang menurutku mengganjal adalah selain sebagai set up untuk kompetisinya, sistem VENUS Program rasanya tidak berkontribusi banyak untuk cerita. Awalnya aku berharap lebih banyak persaingan dengan grup-grup idol seperti LizNoir dan TRINITYAiLE, tetapi karena demi kelanjutan cerita, semua idol dari Hoshimi Productions harus menang, sehingga rasa persaingan antar grup menjadi kurang.
Walaupun tidak sempurna, IDOLY PRIDE berhasil membawakan cerita tentang rasa duka dan kehilangan dalam konteks hidup seorang idol dengan sangat baik. Karena inti emosi anime ini yang menurutku sangat dekat dengan kehidupan banyak orang, bahkan walaupun kalian tidak biasa menonton anime idol, anime ini tetap cocok untuk kalian coba tonton. I’m sure you’ll find yourself liking it in no time.